Yogyakarta - Professional Conference Organizer (PCO) sebenarnya sama saja dengan istilah kepanitiaan, event organizer, dan sebuah komite yang mengelola sebuah event/acara. Namun dikarenakan spesifikasinya seputar konferensi yang menjadi salahs satu bagian dari istilah MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) sehingga lebih popular dengan penyebutan PCO. Seperti halnya dalam pengelolaan sebuah pameran yang di provide keseluruhan oleh Professional Exhibition Organizer (PEO), dalam konferensi, meeting dan sejenisnya, PCO menghandle keseluruhan proses dari awal hingga akhir kegiatan. Bentuk-bentuk integrasi dari kegiatan konferensi sebuah perusahaan pada umunya menggabungkan dengan aktivitas city tour sebagai moment refreshing untuk seluruh peserta konferensi.
Perusahaan, NGO, Instansi pemakai jasa PCO untuk ukuran kota-kota besar jumlahnya sudah tak terhitung banyaknya. Sehingga kota-kota besar sebagai destinasi kegiatan meeting dan konferensi dituntut memberikan pelayanan prima dan memberikan kesan tersendiri bagi peserta maupun perusahaan. Jakarta, Bandung, Semarang, Jogjakarta, Surabaya, Medan, Makassar, Palembang, Denpasar, Mataram dan beberapa kota yang memiliki banyak alternatif destinasi pariwisata yang dikelola secara serius oleh Pemerintah Daerah masing-masing akan selalu berkompetisi dalam menawarkan layanan (service) yang berkualitas. Sebagai perusahaan PCO sekelas Pacto Convex dan Panorama Convex adalah salah satu pionir dalam pengelolaan kegiatan MICE, terutama conference. Konferensi international tentang lingkungan hidup yang digagas PBB di Denpasar pun menjadi salah satu projectnya.
Melihat potensinya yang luar biasa, mungkin belum saatnya PCO daerah melihat secara global, karena banyak potensi didaerah yang belum tergarap secara maksimal. Jogjakarta sebagai kota tujuan wisata menawarkan banyak pilihan tempat-tempat wisata yang bisa menjadi sinergi kegiatan conference didalamnya. Meski peluangnya terbuka lebar, belum ada PCO yang fokus menggarapnya secara profesional, dikarenakan kebanyakan EO pun fokusnya terpecah dengan menawarkan event services secara general. Ketika tidak ada spesialisasi jasa service, mengelola kegiatan konferensi secara profesional masih jauh panggang dari api.
Memang harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi, bagi setiap EO yang akan mengambil peluang baru dalam bisnis jasa conference organizer, dikarenakan client dari perusahaan multinasional bahkan international akan menuntut kesempurnaan dari hasil project yang dipercayakan. Semua pihak terkait selayaknya bersinergi menyiapkan segala infrastruktur dan kelengkapan sarana prasarana yang menunjang kegiatan konferensi tersebut. Seperti halnya Venue yang lebih luas baik ballroom hotel berbintang, Destinasi Wisata yang lebih menarik dan inovatif, Supplier-supplier, Freight Forwader, Biro Tour, Asosiasi Perusahaan Pariwisata (ASITA), Dinas Pariwisata dan Pemda setempat sebagai kesatuan stakeholder yang harus lebih mewadahi segala kebutuhan konferensi.
Dalam skala kecil kegiatan seperti seminar-seminar, training, sarasehan, simposium dan event konferensi skala kecil bisa menjadi trial project bagi EO yang akan beralih menjadi Profesional Conference Organizer (PCO) di Jogja pada khususnya. Bila keberadaan PCO daerah lebih merata, maka pengelolaan dan distribusi aktivitas perekonomian di kota tersebut bakal lebih efektif dimana lokalitas akan lebih menonjol dan mengurangi peran PCO pusat (baca: Jakarta) yang terlalu dominan. Keseriusan dalam mengambil fokus project akan memuluskan jalan sebagai pionir pengelola kegiatan konferensi di daerah. Dalam perkembangannya, PCO pusat akan mempercayakan sub project pada PCO daerah demi efisiensi biaya produksi konferensi. Jadi, sudah siapkah menyambut dunia Conference ?, bila memang sudah teruji spesifikasi bisa lebih meluas dalam koridor MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) dengan penggarapan yang lebih profesional. Salam Konferensi!. (Rry)
No comments:
Post a Comment